Stop Loss dengan ATR
Di pembahasan kali ini saya tidak akan membahas masalah
teknik trading untuk entry posisi, akan tetapi kali ini saya akan membahas lebih ke management risknya yaitu bagaimana taktik atau strategi untuk menempatkan stop
loss.
Banyak dari para trader terutama mereka yang baru terjun di
dunia forex kesulitan di dalam menenpatkan stop loss yang benar.
Kenapa penempatan stop loss penting untuk trading kita ? Hal tersebut dikarena penempatan stop loss yang terlalu dekat seringkali berakhir dengan tragis,
kenapa saya katakan demikian karena biasanya stop loss dengan
jarak yang pendek, harga akan cepat menyentuh level stop loss nya, – benar benar
hanya menyentuk tidak tembus, kemudian harga berbalik kembali ke arah yang
sesuai dengan posisi transaksi kita sebelumnya.
Jika anda pernah mengalami
kejadian seperti ini yang ada pasti nyesek plus gondook banget. Nah dari pengalaman
yang menyakitkan ini biasanya akan menggiring trader terutama trader pemula untuk berpikiran tidak memasang stop loss sama sekali. Pemikiran ini malah akan membawa anda
ke jurang kehancuran yang lebih dalam.
Ada banyak cara untuk menempatkan stop loss diantaranya bisa
dengan menggunakan perhitungan Pivot Fibonacci Retracement atau bisa juga dengan
cara yang classic yaitu menempatkan
stop loss dengan menggunakan level di garis support dan resistance. Di dalam
menentukan stop loss dengan support dan resistance ini juga ada banyak macamnya, tapi saat ini saya tidak akan bahas,
mungkin di waktu kesempatan nanti kita bahas. Nah dari sekian banyak metode
yang bisa digunakan untuk menempatkan stop loss ini, ada satu indikator yang bisa
kita manfaatkan untuk menentukan stop lossnya yaitu Average True Range atau yang di singkat ATR.
Bagaimana cara pemanfaatannya yuuu! kita bedah bersama sama ?
Indikator Average True Range ( ATR )
Indikator ini pertama kali di perkenalkan oleh J Welles Wilder dalam bukunya yang berjudul “New Concepts In Technical Trading Systems”. Average True Range atau yang di singkat ATR adalah indikator yang berfungsi untuk mengukur
volatilitas pasar dengan kata lain indikator ini berguna sebagai penanda terjadinya sebuah pergantian trend. walaupun indikator ini di sebut sebut sebagai indikator yang powerful, tapi harus di ingat bahwa indikator ini tidak bisa di manfaatkan untuk memprediksi arah pergerakan trend, apakah trend akan naik atau turun, karena fungsinya yang hanya sebagai penanda perubahan trend saja.
Kita Seringkali melihat ATR berada di titik nilai yang tinggi dimana
harga sedang berada di bottom, hal ini biasanya terjadi karena adanya kejatuhan
yang tajam pasca "Panic Selling". Jika indikator ATR berada di titik yang rendah biasanya pasar sedang berada dalam keadaan
sideway dan jika ATR menunjukan kenaikan atau berada di titik yang tinggi itu
meperlihatkan bahwa pasar sedang dalam votalitas yang tinggi.
Cara memasang Indikator ATR
Cara memasang ATR di chart kita sangatlah mudah, langkah langkahnya sebagai berikut :
1. Buka meta trader anda
2. Klik Insert à Indikator à
Oscillators à Average True Range
3. Untuk parameter pilih defauld (periode 14 )
4. Jika sudah terpasang akan tampak sebagai berikut.
Coba anda perhatikan grafik ATR di atas, dimana ada 3 kondisi yang telah saya tandai dengan angka :
- Kondisi 1, jika grafik ATR berada di bagian atas atau di puncak itu artinya telah terjadi perubahan harga yang sangat drastis tanpa memperdulikan apakah itu trend naik atau turun.
- Kondisi 2, jika grafik ATR berada di tengah tengah itu artinya perubahan harga tergolong sedang sedang saja atau medium
- Kondisi 3, jika grafik ATR berada di bawah itu artinya kondisi market sedang dalam keadaan sideways ( tidak terjadi perubahan trend )
Setelah kita memasang ATR nya, langkah selanjutnya adalah bagaimana cara membacanya :
Coba anda perhatikan contoh gambar grafik chart di atas. Anda perhatikan bagian yang di lingkari, di
bagian tersebut ATR menunjukan berada
pada tingkat 0.0005. Nah tingkat level inilah
yang kemudian di sebut dengan pips yang akan di jadikan untuk menentukan level stop
lostnya. Jadi dari contoh grafik di atas untuk indikasi ATR nya adalah 0.0005 atau disebut juga 50 pips ( quote harga menggunakan 5 desimal ).
Cara mengatur stop loss dengan ATR
Setelah kita mengetahui bagaimana cara membaca indikator
dari ATR nya, langkah selanjutnya adalah bagaimana cara mengatur Stop lostnya.
Seperti yang telah di jelaskan di atas bahwa untuk mengatur stop lossnya anda tingal melihat level dari ATR
nya saja. Dari level ATR tersebut untuk menentukan stop loss yang tepat tingal mengalikan level ATRnya dengan dua ( dikali 2 ). Jadi dengan contoh level ATR di atas, level stop lossnya bisa anda tempatkan sejauh 2 x 50 = 100 pips.
Sebagai contoh Misalnya : anda membuka posisi sell GBPUSD di 1.29600, maka untuk penempatan stop loss berdasarkan ATR di tempatkan sejauh 100 pips di atas 1.29600 yaitu di level 1.29700.
Teknik penempatan Stop loss dengan mengggunkan ATR ini bisa juga di gunakana untuk trader yang agresif atau pemain scalper, untuk level stop lossnya anda tinggal membagi nilai ATR nya dengan dua ( Nilai ATR : 2 )
Catatan
Contoh Grafik ATR yang saya contohkan di atas di ambil ketika market sideways sehingga level jarak harganya rendah, akan tetapi hal tersebut tidak masalah karena yang terpenting anda sudah tahu bagaimana cara menemptan stop loss dengan indikator ATR.
Ok itulah bagaimana cara menempatkan stop loss dengan memanfaatkan indikator ATR, Terimakasih selamat mencoba.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Teknik Menempatkan Stop Loss Dengan ATR"
Posting Komentar